:: BURONAN KITA
Image and video hosting by TinyPic
Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan.

Saturday, May 7, 2011

Indonesia sebagai Dinosaurunya Dunia!

Indonesia: Dinosaurusnya Dunia!

Mari keliling dunia sejenak. Kita tahu, bangsa Yunani disebut sebagai bangsa yang paling tinggi tingkat rasionalitas dan revolusi pemikirannya. Bangsa Arya dikatakan sebagai bangsa yang paling pandai dan rupawan sedunia. Bangsa Yahudi adalah bangsa tercerdas sekaligus terlicin. Bangsa Viking terkenal karena militansinya. Bangsa Arab masyhur karena ketangguhan ilmu dagangnya. Bangsa China, adalah master dalam hal kemandirian di segala bidang. Bangsa Jepang ahli inovasi dan kreasi. Bangsa Indonesia? Adalah professor doktornya bangsa-bangsa sedunia dengan thesis Kerendahan Hati.
Jika ada seorang pendekar mengalahkan Raja Hantu dengan senjata, misalnya pedang, maka tidak ada yang istimewa dari kependekarannya. Tapi jika ia mampu merobohkan musuhnya itu dengan tangan kosong, maka ialah sebenarnya Pendekar Sejati. Dalam konteks manusia, ‘senjata’ itu akal, ‘pendekar’ itu manusianya. Dalam hal ini manusia itu adalah Indonesia, yang tak merasa perlu untuk menggunakan senjatanya berupa akal dalam menumpas siapapun musuhnya. Indonesia adalah Pendekar Sejati itu.
Betapa hebatnya bangsaku ini. Ia mampu menyelenggarakan kehidupan berbangsa-bernegara selama puluhan tahun tanpa menggunakan otak sedikitpun. Kita hanya sesekali ‘terpaksa’ pakai ‘senjata’ otak, yakni ketika para founding fathers dan kusuma bangsa kita menghancurkan kekuatan asing baik di meja diplomasi maupun di medan perang. Tapi setelah merdeka, terasa sekali bahwa kita tak lagi memerlukan otak. Itu semua sumpah bukan karena kita bodoh, tapi justru kita ini adalah bangsa yang sangat besar, yang amat agung, yang terlalu ‘maha segala-galanya’ untuk menghadapi dunia yang sepele ini dengan akal.
Boleh-boleh saja Jepang mengklaim diri sebagai Macan Asia. Silahkan China menyebut dirinya Naga Dunia. Monggo Prancis membanggakan diri sebagai Ayam Jantan. Go on Rusia mengidentikkan diri sebagai Beruang dan Mesir sebagai Elang. Tapi Indonesia bukan semua hewan-hewan remeh-temeh itu. Indonesia adalah Dinosaurus Dunia! Yang untuk menghadapi anak ‘Taman Kanak-Kanak’ Amerika Serikat tak perlulah repot-repot pakai otak, yang menghadapi ‘Playgroup’ Yahudi Internasional tak usahlah susah-susah pakai akal. Cukup dengan brainless dan mindless saja dan santai-santai, AS-Yahudi atau China sekalipun akan lari kocar-kacir.
Besar curiga saya bahwa kaum Iblis-Setan itu juga punya otak dan akal. Tapi itu cuma disediakan dalam rangka melawan Manusia Indonesia saja. Untuk menghadapi Jahiliyah Arab dulu misalnya, tak perlu bagi Iblis-Setan berpikir keras untuk menipu mereka. Bahkan untuk menghadapi Bangsa Arya yang katanya super jenius itu, Iblis-Setan belum sampai pada tahap ‘berpikir’, ‘menganalisis’, dan ‘berunding’ dengan sesama masyarakat Setan. Tapi khusus, teramat spesial, menghadapi Bangsa Indonesia, Iblis-Setan wajib pakai akal dan bermusyawarah siang-malam mencari cara untuk mengakali Bangsa Indonesia yang senantiasa cool-cool saja, yang dari luar tampak santai tapi sebetulnya amat eling lan waspodo, yang sangat dekat dengan Tuhan, dan yang sangat jarang memberdayakan otak dan akalnya.
Mengapa Bangsa Indonesia jarang menggunakan kemampuan akalnya? Ada beberapa jawabnya. Yang pertama, karena sampai detik inipun bangsa besar itu belum melihat adanya ancaman yang berbahaya untuk dirinya, belum atau malas mengidentifikasi siapa musuh-musuh pengecutnya yang tak berani berhadap-hadapan langsung dengannya, sehingga ia merasa tak perlulah dulu mengeluarkan ‘pusaka pamungkas’nya. Ia masih belum melihat penindasan fisik dan massal sebagaimana yang dirasakannya semasa Kumpeni. Walau sebetulnya Bangsa Indonesia paham ada gerakan-gerakan halus dari seluruh penjuru dunia yang menggerayangi dirinya karena tergiur kemolekan tubuhnya, namun kita jual mahal dulu, tak perlu menganggap itu semua serius apalagi genting. Bahkan, untuk menghadapi kecoa Malaysia saja, kita merasa nggak penting ah untuk meladeni leluconnya. Jadilah kita akan senantiasa bersantai siang dan malam.
Dan lagi, kalau sampai Bangsa Besar Indonesia ini dengan amat sangat terpaksa memakai otak dan akalnya, maka goncanglah alam Setan-Iblis, bergetarlah alam Jin, bergemuruhlah ummat manusia di seluruh penjuru dunia, kita menjadi satu-satunya bahan pergunjingan global. Mereka akan ramai berseru-seru penuh ketakjuban: “Bangsa yang besar itu akhirnya bangun juga. Malapetaka bagi kita!” Ekspansi ultra-pengecut gerakan Yahudi Internasional di segala bidang yang sudah dirintis selama beratus-ratus tahun akan amburadul, begitu pula agenda Geostrategi Amerika Serikat atau takhayul One World Government akan pucat pasi dan lari terkencing-kencing. Negara-negara intelek macam Jerman, Jepang, atau AS akan ketar-ketir, akan segera tersaingi. Bahkan, ‘future sparring partner’ kita macam India, China, dan Brasil, akan merasa teramat-amat sungkan pada kita dan malu karena pernah berpikir untuk menyaingi Bangsa Indonesia.
Tapi ya itu tadi, dinosaurus kita ini lebih senang menggunakan otak dan akalnya sebagai bantal untuk tiduran sepanjang hari. Ia masih merasa belum perlu capek-capek mikir dan waspada pada cubitan-cubitan halus di dirinya. Mungkin suatu saat ia perlu sedikit ditabok agar menggeliat bangun. Oi!

No comments:

Post a Comment