Cinta dan Air Mata - Oleh Sukiyanto
Di batas cakrawala, di ujung fajar,
Tumbuh sebuah kisah yang tak pernah pudar.
Tentang cinta yang bersinar dalam gelap,
Namun menyisakan air mata yang kerap.
Cinta datang seperti angin lembut,
Membawa harapan di setiap sudut.
Ia merangkul jiwa yang haus kasih,
Menghidupkan hati yang hampir letih.
Namun cinta, oh cinta, begitu rapuh,
Seperti bunga yang dipeluk embun pagi.
Ia indah, namun begitu mudah luluh,
Kala badai datang menghancurkan janji.
Air mata adalah bahasanya,
Kala kata tak lagi cukup berkata.
Mengalir diam-diam di pipi sendu,
Mengisahkan luka yang tak pernah sembuh.
Ada cinta yang menghangatkan,
Seperti mentari di musim dingin.
Namun ada pula cinta yang membakar,
Menghanguskan jiwa tanpa ampun.
Kau tahu, cinta tak selalu adil,
Kadang ia memberi, kadang ia menggilas.
Mengangkatmu tinggi ke langit biru,
Lalu menjatuhkanmu ke jurang pilu.
Air mata yang jatuh malam itu,
Menyimpan berjuta cerita sendu.
Tentang janji yang patah di tengah jalan,
Tentang rindu yang tak menemukan tujuan.
Cinta adalah misteri semesta,
Yang tak bisa diterjemahkan oleh logika.
Ia merayap pelan di sela waktu,
Membawa bahagia dan lara yang satu.
Aku melihatmu di sudut itu,
Dengan mata yang memendam seribu pilu.
Apa yang kau cari, wahai jiwa rapuh?
Adakah cinta yang membuatmu tak lagi lusuh?
Air mata adalah saksi sunyi,
Dari hati yang pernah mencinta sepenuh jiwa.
Ia jatuh tanpa dosa,
Mengiringi rindu yang tak sampai ke pelabuhan.
Kadang cinta adalah pengorbanan,
Memberi tanpa mengharap balasan.
Namun sering kali cinta menjadi pertempuran,
Antara ego dan keinginan yang tak tertahan.
Di setiap tetes air mata,
Ada doa yang tak terucap.
Ada harapan yang terpendam,
Dan luka yang tak pernah padam.
Cinta mengajarkan arti kehilangan,
Bahwa yang indah tak selalu bertahan.
Namun air mata mengingatkan,
Bahwa luka bisa menjadi kekuatan.
Aku ingin memelukmu,
Di tengah badai yang mengguncang.
Namun cinta terlalu liar,
Ia datang dan pergi seperti gelombang.
Di ujung senja yang temaram,
Aku melihatmu tersenyum dalam kesedihan.
Apa yang kau sembunyikan di balik tawa itu?
Adakah cinta yang masih tersisa untukmu?
Air mata adalah cerita abadi,
Dari cinta yang tak pernah mati.
Ia adalah puisi tanpa kata,
Yang ditulis oleh jiwa yang terluka.
Malam ini, biarkan air mata jatuh,
Mengalir bersama kenangan yang keruh.
Biarkan ia membawa luka pergi,
Dan meninggalkan hati yang lebih berani.
Cinta, meski penuh luka,
Tak pernah benar-benar pergi.
Ia tetap tinggal,
Sebagai bayangan di balik senyum yang palsu.
Air mata dan cinta, dua sisi koin,
Yang tak terpisahkan dalam kisah manusia.
Keduanya adalah guru yang bijaksana,
Mengajarkan arti hidup dan makna cinta.
Meski kadang terasa tak adil,
Cinta adalah anugerah yang harus disyukuri.
Dan air mata,
Adalah cara Tuhan menyembuhkan hati.
Hingga suatu hari,
Di tengah hujan yang menari,
Aku melihat cinta kembali,
Menghapus air mata yang pernah berarti.
Comments
Post a Comment