Persinggahan Terakhir - Sukiyanto
Dalam bayang senja yang memudar,
Aku melangkah menuju akhir jalan,
Di mana langit bertemu cakrawala,
Dan sunyi menyambut dengan pelukan abadi.
Persinggahan terakhir, bukan tempat asing,
Namun seringkali tak terbayang di mata.
Apakah ia lembut seperti kabut pagi,
Atau keras seperti batu tanpa cerita?
Angin membisikkan rahasia,
Tentang perjalanan tanpa kembali.
Bintang-bintang menjadi pemandu,
Dalam gelap yang tiada bertepi.
Waktu melarutkan segala tanya,
Dan jiwa perlahan menyatu dengan diam.
Tiada lagi bising hiruk-pikuk dunia,
Hanya ketenangan yang memeluk dalam damai.
Namun, persinggahan ini bukan akhir,
Melainkan gerbang menuju kekal.
Ke mana jiwa akan terbang melayang,
Berdansa di angkasa tak berbatas.
Aku berdiri di tepi batas,
Memandang hidup yang telah kujalani.
Kenangan berwarna seperti kanvas,
Lukisan yang penuh tawa dan tangis.
Dalam persinggahan ini,
Tiada lagi yang diperebutkan.
Harta, nama, dan segala keangkuhan,
Luruh seperti daun di musim gugur.
Aku ingat tangan-tangan yang pernah kugenggam,
Wajah-wajah yang pernah kutatap dalam cinta.
Apakah mereka akan mengenangku,
Atau angin akan menghapus jejakku selamanya?
Hening menyapa,
Dan aku mulai menerima.
Bahwa setiap awal punya akhirnya,
Dan setiap cerita harus berhenti pada titiknya.
Tetapi aku bertanya,
Apakah hidup hanyalah lintasan singkat,
Atau mungkin ia seperti lingkaran abadi,
Yang tiada awal dan akhirnya?
Persinggahan terakhir,
Adalah tempat bertemu dengan diri sendiri.
Menanggalkan segala topeng,
Mengenali roh yang murni dan sejati.
Di sana, aku melihat cinta yang tak berbatas,
Yang menyambut tanpa syarat.
Seolah ia telah menanti,
Sejak awal aku terlahir di dunia fana.
Ah, perjalanan ini,
Sebuah misteri yang tak terungkapkan.
Namun dalam hatiku ada ketenangan,
Bahwa setiap langkah telah tertulis.
Dan jika esok tak lagi ada,
Aku takkan gentar atau berduka.
Karena persinggahan terakhir ini,
Adalah rumah sejati bagi jiwa.
Hidup dan mati hanyalah bagian,
Dari melodi besar ciptaan Ilahi.
Maka, aku tak takut melangkah,
Menuju akhir yang penuh janji.
Persinggahan terakhir bukan kehampaan,
Namun permulaan dari keabadian.
Dalam tangan Sang Pencipta,
Aku berserah tanpa keraguan.
Mungkin seribu kata pun tak cukup,
Untuk menggambarkan damai di sini.
Namun aku tahu dalam hati terdalam,
Bahwa aku pulang ke tempat abadi.
Comments
Post a Comment